Pendampingan Forum Group Discussion (FGD) Model Desa Mandiri Benih di Kabupaten Sambas
SAMBAS, 30 Oktober 2025 – Petani di Kabupaten Sambas kini mendapat suntikan semangat baru melalui pendampingan selama dua hari di Desa Mandiri Benih yang diinisiasi oleh Balai Besar Padi (BB Padi) bersama berbagai pemangku kepentingan.
Hari pertama dilakukan kunjungan lapang ke lokasi demplot yang menguji coba dua sistem tanam, yaitu: sistem “Arkansas” dengan Tanam Benih Langsung (Tabela) pada lahan kering-lembab, dan sistem tanam pindah (transplanting) dengan luasan yang lebih besar. Pada salah satu lahan rawa presisi, tim akan mendemonstrasikan penggunaan alat mesin pertanian untuk meningkatkan efisiensi, serta penyemprotan menggunakan drone dan penggunaan drum seeder sederhana berbiaya rendah. Sistem pertanian presisi yang akan digunakan termasuk Automated Weather Station (AWS) yang mampu memprediksi curah hujan hingga lima hari ke depan, sehingga petani dapat mengantisipasi drainase dan pompa air secara lebih terencana.
Hari kedua, dilanjutkan dengan pertemuan Fokus Grup Discussion (FGD) Model Desa Mandiri Program ICARE 2025 yang bertempat di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas. Pertemuan FGD ini, dihadiri oleh penangkar benih, dinas terkait, perwakilan dari BNP Kalbar, dan mitra program. Subjek diskusi meliputi peran Kabupaten Sambas sebagai lumbung pangan Kalimantan Barat. Urgensi benih bermutu yang hingga kini penggunaannya di Indonesia masih sekitar 63 %, serta pentingnya adopsi varietas unggul baru seperti varietas Nutri-Zinc yang memiliki potensi hasil tinggi dan rendemen giling hingga 90 %. Model Desa Mandiri Benih dan program ICARE menjadi ujung tombak untuk menyediakan benih secara lokal (in situ), guna mencegah petani tergoda membeli benih daring yang belum terbukti kualitasnya dan dapat merugikan produksi.
Dengan dukungan institusi dan adopsi teknologi tepat guna, inovasi ini akan membawa manfaat nyata. Pertama, sistem benih yang mandiri memungkinkan pasokan benih berkualitas lebih cepat, murah, dan sesuai kondisi lokal. Kedua, penggunaan varietas unggul baru meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen, yang berimplikasi pada pendapatan lebih baik bagi petani. Ketiga, mekanisasi dan presisi menurunkan beban kerja, meningkatkan efisiensi, serta memperkuat daya saing komoditas padi di Kabupaten Sambas pada tingkat nasional.
Inilah momentum bagi para petani, penangkar benih, dan lembaga pertanian untuk bergerak bersama membangun inovasi yang lahir dari desa, dikelola oleh petani, dan didukung teknologi tepat guna serta institusi. Dengan semangat kemandirian dan kolaborasi ini, kita optimis bahwa pertanian Kalimantan Barat akan semakin kuat, produktif, dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.